Masukan

agesvisual menerima masukan dari para pembaca dan pengguna blog ini via kotak komentar, selama kontribusi dan partisipasi anda masih selaras dengan rambu yang telah ditetapkan. Terimakasih.

86 responses

20 09 2007
Sunarto

Saya mulai memahami bahwa desain grafis bukanlah suatu sajian ilmu “kacangan”. Prosesnya lebih difokuskan kepada pematangan suatu konsep yang dikembangkan secara apik tanpa meninggalkan kaidah-kaidah yang sudah berlaku. Zaman sekarang emang teknologi makin maju, namun jangan patah semangat jika kita belum menguasainya. Ingat ya! setiap manusia punya kreativitas yang berbeda, nah kenapa gak kita gali aja dengan kreatifitas itu menjadi konsep yang brilian, (kayak katak dalam tempurung aja). Ingat semua ada solusinya, walau tanpa hi-tech, mendesain dapat dilakukan dengan manual, hasilnya ga kalah bagus kok!

20 09 2007
Moeh

Apa sih desain grafis? Ternyata setelah gua ikutin desain grafis bukan ilmu yang menyajikan proses membosankan dan juga bukan kerja keras didepan komputer doang! Kalo loe ngaku desainer terus masih tergantung teknologi mendingan kelaut aja, karena bukan itu yang musti loe bangun tapi lebih kepada bagaimana kerjaan loe didasari suatu konsep yang mateng, perencanaan yang tepat, metode yang jitu, yang loe tuangkan secara kreatif tentunya dan sudah pasti hasil karya loe harus bermanfaat bagi orang banyak, bukan karya sampah yang menyusahkan, bukan ‘noise’ yang membuat ‘jereng’ mata publik. Satu lagi, menurut gua yang terpenting seorang desainer jangan cepat puas akan karyanya, sebab itu adalah kemunduran kreativitas!

20 09 2007
Andri

Setelah saya ikuti ternyata desain grafis bukan sekedar merancang sebuah bentuk tetapi bagaimana kita menyadari betapa pentingnya sebuah konsep yang kita kembangkan secara kreatif untuk menghasilkan sebuah hasil akhir yang memuaskan, jadi konsep sangat menentukan segalannya. Selain itu software dan komputer bukan dewa dari segalanya, ibarat kata tak ada keduannya kita tak bisa berkreasi, kalo masih seperti itu berarti kita telah terjebak dalam sebuah ketergantungan dan kementokan kreativitas.

8 10 2007
Endah Cendrakasih H

Assalamualaikum…
Saya bingung belajar desain grafis!!!!!
Kalo yang desain grafis di kampus Poltek sama ga seh dengan Desain Komunikasi Visual yang kerjanya bisa jadi editor dll, yang menurut saya lebih menarik dari sekedar desain buku dan majalah, maklum mahasiswa baru jadi GA TAU APA-APA TTG DESAIN GRAFIS. Kalo Desain Grafis yang di Poltek ruang buat kerjanya dimana aja tuh? Satu lagi…Gimana sih cara kita berfikir kreatif sporadis…kan kita selama di SMA di ajarin untuk berfikir sistematis top to down…

YOUR SINCERELY…

8 10 2007
Febriana Friza

Asalamualaikum wr.wb

Halo pa…apa kabar? sebelumnya saya mau ngucapin selamat Hari Raya Idul Fitri…Gimana sih menjadi seorang desainer grafis yang baik buat orang awam seperti saya? Gambar aja saya ga bisa…apalagi menggambar komposisi yang notabene sangat diperlukan di desain grafis. Saya kadang suka iri kalau temen saya udah mulai gambar, semuanya bagus-bagus…Tapi saya bertekad akan menunjukkan kemampuan saya yang terbaik…Tolong bantu saya ya…untuk menjadi desainer grafis yang baik dan oke dan banyak ide briliant seperti “buah rambutan” yang bapak bilang…

YOUR SINCERELY

8 10 2007
agesvisual

Dear Endah Cendrakasih H…

Kalo yang anda maksud adalah Desain Grafis Politeknik Negeri Jakarta, memang memiliki konsetrasi yang berbeda dengan Desain Komunikasi Visual pada umumnya. Sebab secara praktek lebih berbasis pada Industri Print Media (saya sebetulnya kurang sepakat kalo industri ‘percetakan’ di identikan dengan istilah industri ‘grafika’, dan menurut saya lebih sreg…kalo pake istilah industri ‘print media’).

Secara khusus, konsentrasi semacam itu akan dapat membuat para mahasiswa menjadi sangat spesifik dalam keahliannya, namun secara umum dapat berakibat mempersempit wilayah kompetensi. Kecuali kalo si mahasiswa mau belajar tentang segala sesuatu yang berada diluar konsentrasi desain grafis print media. Ruang kerjanya masih terbuka sangat luas kok…ada industri percetakan, ada industri penerbitan dan masih banyak lagi.

Dear Febriana Friza…

Desain Grafis adalah bidang keahlian yang sebenarnya mudah-mudah susah untuk dipelajari. Tapi para desainer sepakat bahwa track record seorang desainer akan berkembang seiring waktu dan berbanding lurus dengan apa yang dia kerjakan…maksudnya walaupun seseorang berkecimpung di dunia desain grafis cukup lama namun jarang atau tidak pernah sama sekali menerapkan praktika ilmunya dengan berbuat sesuatu dan menghasilkan karya…ya sama saja dengan nihil.

Maka dari itu, biasanya seorang desainer grafis selalu mengumpulkan hasil karya mereka secara runut dan terperinci dalam sebuah berkas yang bernama Portofolio dan akan digunakan sebagai tanda bukti kekaryaan dirinya dalam mencari client, rekanan, melamar kerja atau membuat project kerja desain yang baru.

Soal menggambar…rasanya bisa menggambar bagus tidaklah cukup untuk menjadi seorang desainer grafis bahkan jago menggambar atau jago meng-operasikan komputer grafis pun bukan segalanya. Menurut Pof. Dr. Primadi Tabrani, salah seorang Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB menyatakan bahwa gambar terutama cara menggambarkannya, merupakan manifestasi cara berpikir. Alam pikiran, bangunan pikiran, itulah yang membuat dunia ini tampak seperti dipikirkannya…dan ingat setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda-beda, jadi cara menggambarnya pun berbeda-beda.

Sebagian orang menganggap desainer grafis hanya bertugas untuk…”making things pretty or making pretty things”…dan yang jarang ditelaah adalah, bagaimana menempatkan sisi humanisme dalam desain grafis sebagai subyek. Masyarakat cenderung melihat lebih banyak terhadap apa yang dihasilkan oleh desain grafis tanpa melihat lebih jauh…proses dan konsep pemikiran desainer misalnya. Saya sendiri lebih percaya bahwa seorang desainer grafis dalam berpikir cenderung untuk “how to create things” ketimbang “how to making things”…makanya pekerjaan desainer akan berbeda dengan pekerjaan tukang. Nah kembali ke perihal menggambar, ga usah khawatir kalo anda ga “jago gambar” …OK?

9 10 2007
Cici Kumala

Good Job! Nice Weblog…
Enak dibaca, gampang di pelajari…
Semangat!

15 10 2007
Fika Tri Mujiani

Assalamualaikum wr wb, OSH!
First of all, saya mau mengucapkan Selamat Idul Fitri. Semoga kita semua bisa menjadi orang lebih baik…Amin. Jujur, saya tidak pernah berpikir untuk masuk ke dunia desain grafis. Saya ingin sekali menjadi seorang jurnalis dan sampai saat ini saya masih berambisi untuk masuk ilmu komunikasi. Tapi setelah kurang lebih 1 bulan ada di TGP dan belajar sedikit tentang Desain Grafis, ternyata asyik juga…Saya ingin tanya, apa orang yang cenderung berpikir eksak dan ilmiah seperti saya bisa survive dan berkreasi secara total di dunia desain grafis? bagaimana caranya? Dan apa saya tetap bisa menjadi seorang jurnalis melalui desain grafis?

Thx before Sir, Wish all the best for you and keep Your Zest, right!

22 10 2007
Aryo Dimas

Ass..
Pa kabar Pak ? Mudig gimana, lancar Pak !!
Mo nanya ini, sumber utama yg meliputi ruang lingkup desain grafis ada nya dari mana ya Pa?

25 10 2007
Aulia Fajri

Ass, selamat melihat comment ini pak.., ini comment pertama saya dan dalam comment pertama ini saya belum bertanya atau berkomentar apapun tentang Desain Grafis karena saya belum begitu mengikuti isi website ini, tapi untuk comment selanjutnya setelah saya mengamati lebih jauh website ini Insya Allah….viva creative and inovative!!

25 10 2007
Reiny Tunianizar Sukaton

Assalamualaikum Pak…
Saya Maba Design Grafis PNJ…dalam bidang ini saya termasuk orang awam…karena definisi saya sebelum mengenal desain grafis adalah orang yang berkutat dengan komputer untuk mendesain…karena itu pula dari pihak keluarga saya kurang mendukung, karena sudah banyak sekali dibuka les-les yang berkaitan dengan hal ini…maka dari itu mohon dijelaskan definisi yang sebenarnya tentang desain grafis? Lalu..teman-teman saya sering menanyakan perbedaan antara desain grafis dan desain komunikasi visual dan ketika saya ditanya seperti itu saya bingung..!
Bisa bapak jelaskan secara terperinci…Sekian dari saya…Wassalam.

27 10 2007
Satria Fillah

Assalam…
Ada satu anak namanya Aulia Fajri gak masuk tapi katanya dia belajar online sama bapak…Kalo onlinenya setiap hari apa pak (jadi pengen)…Pak, kalo GRAFITI (yang pake piloks) itu menurut saya penting bagi desain grafis tapi masuk dalam pelajaran apa yak? Kalo ada sih di Desain Grafis ada pelajaran grafitinya pak?…Oh yup blum lebaran…Taqoballallahminawaminkum…jawab ya Pak…ke satria_f17@plasa.com
Wasalam…

27 10 2007
Fika Tri Mujiani

Assalamualaikum,Osh!
To the point aja Pak. Mau tanya, seberapa bebas seorang desainer grafis menggunakan bahasa? Apa ada rambu-rambu tersendiri dalam penggunaan bahasa? Karena orang-orang sastra dan yang bergelut di bidang bahasa bilang kalau iklan dan kata-kata yang dipakai dalam brosur dan sebagainya sering sekali memakai bahasa tidak baku dan itu bisa merusak bahasa. Padahal faktanya, banyak iklan yang memakai bahasa “gaul” lebih menjual dan di ingat oleh konsumen…

Makasih sebelumnya nih Pak! Oshu Shinobu…

29 10 2007
Vidia Cahyani A

Ass.wr.wb.

Langsung aja ya Pak,…Setelah ngerasain belajar Desain Grafis…saya tertarik banget buat jadi Desainer grafis…Tapi masalahnya…saya merasa susah untuk mendapatkan ide/inspirasi…Sedangkan di Desain Grafis penting banget kan..!? Jadi apa solusi yang tepat untuk masalah saya ini…???

Makasih…… ^_^

29 10 2007
Kharis Utami WN

Ass…apa kabarnya Pak? Sebelumnya saya mau ngucapin Minal Aidin Wal Faidzin…Tami mau langsung aja ya…

Sebelumnya Tami memang tertarik dengan desain grafis tapi Tami ga tau bener tentang desain grafis itu sendiri. Tapi setelah di Poltek belajar dan baca blog ini…ya sudah lumayan untuk Tami fahami…terus kalo mau jujur Tami masih takut-takut sebab Tami ga bisa gambar…desain grafis itu harus bisa gambarkan?

Jelaskan ke Tami ya…
Bantu muridmu ini…Wass…

30 10 2007
agesvisual

Dear Cici Kumala…

Thanks banyak ya!…

Dear Fika Tri Mujiani…

Saya kira ga ada salahnya cara berpikir sistematik dalam ilmu eksakta diterapkan dalam desain grafis. Beberapa kaidah dalam proses mendesain juga menggunakan ilmu pasti dan sistem data misalnya Infographic, karena dalam Infographic tidak semata-mata pekerjaan desainer mengolah visual agar tampil lebih baik dan informatif tapi juga mempertimbangkan akurasi informasi tersebut dengan data-data yang tersedia. Dan akan lebih baik apabila seseorang yag bekerja dibidang kerja berbasis kreatif diimbangi kemampuan intelektual yang eksak…setidaknya dapat membantu dalam membuat sebuah rasionalisasi konsep kreatif yang benar dan tidak hanya berdasarkan suatu hal yang terlalu intuitif dan subyektif.

Dear Aryo Dimas…

Kalo yang dimaksud adalah sumber dalam bentuk buku referensi buat kuliahan, silahkan klik:Resensi. Buku ini cukup rinci menjelaskan aspek-aspek desain grafis, sebetulnya masih banyak buku-buku yang lain, tinggal kita pilih subyek materinya mengenai apa saja?…bisa tentang typography, bisa tentang desktop publishing, estetika, visual proses dan masih banyak lagi…

Dear Reiny Tunianizar Sukaton…

Mengenai apa dan bagaimana serta seberapa dekat kaitan desain grafis dan desain komunikasi visual akan saya tulis dilain kesempatan (mohon sabar ya Reiny…) sekarang ini prioritas tulisan blog saya lebih kepada dasar pemahaman secara umum dulu…

Dear Satria Fillah…

Mengenai grafiti nanti akan dibahas sekalian dengan Urban Art…

Dear Fika Tri Mujiani…again…

Dalam dunia kerja kreatif sepemahaman saya tidak ada rambu-rambu khusus yang membatasinya, paling kondisinya akan dikenakan pada situasi dan kondisi yang berlaku dalam masyarakat seperti kaidah sosial atau norma-norma yang berlaku (itupun tergantung masyarakat apa dan dimana mereka berada). Jika bahasa iklan cenderung tidak menggunakan bahasa baku, biasanya seorang copywriter melakukannya karena tuntutan konsep kreatif atau keinginan dari klien. Mengenai bahasa iklan saya juga sedang mempersiapkan tulisannya, semoga nanti bisa kita telaah lagi lebih jauh…Ok?

Dear Vidia Cahyani A…

Pengalaman saya ide dan inspirasi itu didapat dari rajin melakukan pengamatan…mulailah mengamati sesuatu yang sederhana dulu, dari bentuknya, visualnya, warna, detail dan segala yang berkaitan dengan sesuatu tersebut…kalo perlu buat catatan tulisan maupun gambar, sehingga kita mendapatkan kesimpulan baik secara ‘konsep’ maupun ‘kosa visual’…
Coba deh…semoga manfaat.

Dear Kharis Utami WN…

Pertanyaan sejenis sudah saya jawab diatas…untuk Febriana Friza…

30 10 2007
Iman Mukhlis

Halooww…
Saya Mahasiswa Baru Desain Grafis PNJ. Pak, saya mo nanya nih, belakangan ini kan banyak banget buku-buku yang isinya berhubungan dengan desain grafis, misalnya “Cara Cepat Belajar PhotoShop”, “Cara Pakai CorelDraw”, “Menguasai Adobe Illustrator dalam 7 jam”, dll. Kalau memang semudah itu belajar hal-hal tadi, buat apa dong ada sekolah desain grafis?
Terus satu lagi, modal utama seorang desainer grafis tuh apa sih Pak?

Makasih Pak…

31 10 2007
agesvisual

Dear Iman Mukhlis…

Akhirnya pertanyaan macam ini muncul juga. Bagus, saya senang sekali! Ini pertanyaan yang saya tunggu-tunggu. Semoga artikel berjudul Desain Grafis Sebenarnya sudah anda baca sebelumnya di blog ini, sehingga saya tidak perlu panjang lebar mengurai jawaban untuk anda.

Baiklah, komputer itu bagi seorang desainer grafis hanya merupakan alat/tool atau perangkat kerja. Didalam komputer terdapat software atau aplikasi perangkat lunak yang digunakan dalam melakukan operasi suatu proses pekerjaan didalam komputer. Komputer berfungsi untuk memudahkan kerja desainer. Memang betul, seorang desainer akan mengalami kesulitan apabila bekerja tanpa komputer. Tetapi, perlu diingat juga, walau tanpa komputer seorang desainer-pun masih tetap bisa melakukan pekerjaan utamanya yaitu men-desain/merancang.

Jadi buku-buku komputer grafis yang ada dipasaran, ditulis oleh para penulisnya hanya untuk memperkenalkan cara menggunakan “alat-alat” yang nantinya dipakai untuk mendesain. Dengan kata lain, para penulis buku komputer grafis dan buku-buku komputer grafis itu sendiri, tidak akan membuat anda menjadi paham dan mengerti tentang bagaimana mendesain, tidak akan memberikan pendalaman secara teknik tentang bagaimana prosedur dan metodologi mendesain, tidak akan membuat anda menjadi seorang kreator yang mampu mengeksplorasi kreatifitas, konsep, pemikiran dan kemampuan estetis dalam mendesain.

Analogi sederhananya gini, kalo anda ingin jadi seorang pelukis. Terus anda membeli buku-buku tentang kuas dan cara menggunakan kuas, buku tentang cat dan bagaimana mencampur warna cat, buku tentang kanvas dan bagaimana caranya menggunakan kanvas dan anda juga membaca buku bagaimana caranya melukis dengan cepat.

Setelah anda membaca dan melakukan praktek dari isi buku tersebut, selanjutnya apakah secara otomatis anda akan menjadi seorang pelukis? Tentu tidak bukan? Anda mungkin bisa menghasilkan beberapa lukisan dari hasil membaca buku-buku tersebut, tapi belum tentu layak disebut sebagai pelukis. Nah, begitu pula kalo kita membaca buku-buku komputer grafis, mungkin kita bisa membuat sesuatu dengan komputer grafis tapi apakah hal itu membuat anda secara otomatis menjadi seorang desainer grafis?

Mengenai seberapa penting “sekolah desain grafis”…saat ini saya sedang mengedit tulisannya, nanti di upload di halaman Lingkup pada blog ini. Sementara apa saja modal untuk menjadi seorang desainer grafis?…Jawabannya sederhana…Pertama, suka pada tampilan/visual, Kedua memahami dunia desain grafis itu seperti apa?…Mengenai hal ini beberapa bagian sudah saya jelaskan dalam Apa yang harus dipahami Desainer Grafis?.

1 11 2007
Mega Ashtari

Assalamualaikum Wr. Wb…

Langsung saja, ada hal yang saya ingin tanyakan kepada bapak mengenai kurikulum dan perkuliahan kita di Desain Grafis.

1. Kenapa kita tidak melakukan 2 tahap awal seperti Riset dan Analisa dalam membuat proyek C.V.I.S? Yang saya ketahui bahwa D3 ditekankan pada praktek dan menjurus pada dunia kerja? Saya takut akan kaget saat terjun ke dunia profesional nantinya. Bagaimana cara mengatasinya?

2. Untuk membuat satu C.V.I.S yang utuh diperlukan waktu berapa lama dan biasanya ada berapa orang yang diikut sertakan dalam proyek itu?

3. Apakah Desain Grafis juga akan belajar mengenai Ilmu Komunikasi? Kalau iya, apakah cakupannya luas atau hanya di lingkup desain saja?

Itu saja pertanyaan dari saya dan saya sangat mengharapkan jawaban dari bapak. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum…

1 11 2007
agesvisual

Dear Mega Ashtari…

Waalaikumsalam…

1. Riset dan Analisa yang dilakukan sebelum membuat CVIS sangatlah panjang waktunya jika dilakukan secara riil, maka dari itu sebagai bahan simulasi dan pembelajaran kita menggunakan data dan hasil riset yang sudah ada saja. Jangan khawatir gagal dalam bekerja dengan segala yang pernah kita pelajari…memang dunia kerja dan dunia pendidikan adalah wilayah yang berbeda ‘dimensi’…tapi didalam dunia kerja biasanya akan terjadi suatu proses dimana ‘praktek akan menemukan teorinya’…

2. Untuk membuat satu C.V.I.S waktu yang diperlukan sangat relatif…beberapa faktor akan menentukan, misalnya berapa lama riset yang dilakukan, berapa kali revisi, berapa banyak aplikasi yang dibuat dan biasanya dalam sebuah kreatif group jumlah pelaksana kerjanya juga relatif…

3. Desain Grafis juga belajar mengenai Ilmu Komunikasi, hanya saja perlu diketahui Ilmu Komunikasi yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan desain grafis…Maketing Komunikasi misalnya. Kalau Ilmu Komunikasi secara umum tentu tidak dipelajari…sebab desain grafis lebih fokus pada pen ‘desain’ an…atau perancangan dalam hal ini obyeknya adalah visual…prosesnya dengan kretifitas, intelejensi estetis dan kemampuan kinestetis (skill), …outputnya baru digunakan untuk dikomunikasikan….

1 11 2007
M. Maula Nurudin. A

Halo Pak Ages yang ramah dan asik banget…

Yang saya tahu desain grafis itu adalah ilmu berekspresi sebebas-bebasnya…yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara kita menyikapi suatu larangan dalam agama yang nggak boleh buat gini…nggak boleh buat gitu…dan intinya nggak bebas…

Karena ini, kadang saya terhalang untuk berpikir secara “radikal sporadis” dalam mengungkap gagasan dan kreatifitas…mungkin pertanyaan saya agak gimana gitu…tapi saya mau tau pendapat bapak tentang hal ini…karena bapak sudah bergelut lama di bidang ini dan Insya Allah mempunyai jawaban yang bijak…

Satu lagi Pak…setelah mendengar segala sesuatunya dari bapak…saya jadi punya pertanyaan begini malah Pak.

” Apa gue di Poltek bakal jadi desainer grafis sesungguhnya?”

Soalnya saya kepikiran kalo di luar sana belajarnya diluar nggak di kelas lagi, atau dilaboratorium…nggak ada pelajaran yang gak berhubungan…sungguh berbeda sekali…gimana dong…?

Terakhir….perbedaan paling mendasar antara desainer Indonesia sama orang luar apa ya?

Makasih…

1 11 2007
agesvisual

M. Maula Nurudin. A…

Desain grafis itu tentunya bukan ilmu berekspresi sebebas-bebasnya…seni murni/fine art sekalipun tidak mutlak kebebasannya. Persoalan bagaimana cara kita menyikapi suatu larangan dalam agama terhadap kebebasan melakukan aktifitas seni dan desain, menurut hemat saya sebaiknya dikembalikan pada individu.

Dan tidak perlu membawa aturan agama kalo kita gagal dalam mengungkap gagasan dan kreatifitas…banyak faktor yang harus digali agar kreatifitas kita makin tajam diantaranya perbanyak pembelajaran, jaringan dan referensi (baik dalam bentuk wawasan maupun keilmuan).

Dalam proses pembelajaran, kita tidak melulu tergantung pada apa yang didapat di bangku sekolah. Intitusi atau pendidikan tinggi merupakan gerbang dimana kita belajar mendapat ilmu yang spesifik, selanjutnya ilmu tersebut akan menjadi berkembang dan bermanfaat apabila implementasinya benar didalam dunia profesi. Itupun kita masih harus dituntut untuk dapat mengembangkan sendiri.

Terakhir, desainer lokal dan desainer luar negeri sebenarnya tak ada beda. Semua sama, saya kira tinggal persoalan bagaimana keberanian dan kemampuan kita dalam memenangkan persaingan.

Makasih…

2 11 2007
Falah Haniif M (Cookie)

Halo Mr. Ages yang honest…

Apakah Bangsa Indonesia ini dapat memulai revolusi grafis untuk bisa unjuk gigi di dunia internasional…?

2 11 2007
agesvisual

Dear Falah Haniif M (Cookie)…

Revolusi Grafis?…Sebuah istilah yang menarik!…Muatan lokal kekayaan visual dan budaya bangsa kita sebenarnya memungkinkan untuk hal itu….

3 11 2007
Dona Apriyani

Assalamualaikum…

Pertama, Adakah batasan-batasan bagi seorang desainer grafis dalam menciptakan suatu karya?

Lalu…bila ada…bukankah batasan-batasan yang mengelilingi sang desainer grafis tersebut dapat mengekang ide kreatif yang dimilikinya…ato bahkan lebih parah lagi batasan tersebut dapat membunuh jiwa kreatif yang dimiliki desainer tersebut…

Bukankah demikian Pak?

Kedua, pada suatu titik tertentu…sang desainer bisa saja mengalami suatu kebuntuan. Lalu apa yang harus sang desainer itu lakukan agar ia dapat menghancurkan tembok-tembok kebuntuan yang mengelilinginya? Misalnya, Bapak berada pada posisi tersebut…apa yang akan dilakukan?

3 11 2007
agesvisual

Dear Dona Apriyani…

Waalaikumsalam…

Batasan dalam pekerjaan seorang desainer…tentu saja ada, secara profesional desainer bekerja dengan team-nya dan mengacu pada brief-brief yang telah tersedia…brief tersebut akan mejadi core dari proses perancangan grafis…akan tetapi secara proses kreasi, seorang desainer tidak dapat diganggu gugat siapapun…

Batasan-batasan yang dimaksud sebenarnya adalah wilayah untuk menunjukan seberapa kreatif si desainer…semakin banyak batasan yang diberikan client seharusnya semakin membuat desainer berani berbuat secara kreatif…

Kenapa harus berkaitan dengan Client?…Karena kita melakukan proses desain dan bekerja untuk client kecuali jika kita ingin menjadi seorang Visual Artis…maka proyek kreatif kita tidak mengacu pada siapapun…karya-karya para Visual Artis cenderung memiliki latar belakang yang subyektif dan bilapun karya tersebut akhirnya menjadi bagian dari proyek perancangan grafis…biasanya karya tersebut dibeli dari sang Visual Artis.

Kedua, Kebuntuan dalam mencari gagasan adalah hal yang sangat fatal bila terjadi pada seorang desainer. Untuk itu seorang desainer selalu berusaha keras meng update wawasan, pengalaman dan skill.

Kalo kebuntuan dari segi teknis ya biasa terjadi…dan itu adalah hal yang normal saja…contohnya:…jika seorang client menginginkan tampilan visualnya berupa 3D graphic…sementara kita sebagai desainer tidak bisa mengoperasikan software 3D…maka seringkali pekerjaan itu kita serahkan pada yang bisa.

4 11 2007
Maulia Petriyan

Ass Pak…

Mmm…menurut Bapak, seberapa pentingkah “referensi”, dalam setiap pengerjaan proyek desain grafis? Apakah ada sebuah kode etik tersendiri dalam penggunaan “referensi” tersebut, sehingga tidak menimbulkan kerugian pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Satu lagi Pak, kalau memang “referensi” itu penting dan berguna, lalu apakah dampaknya terhadap pengembangan kreatifitas seseorang??

Itu dulu pertanyaan dari saya Pak, saya mengharapkan sekali jawaban yg sangat relevan dari Bapak.

Makasi Pak…

4 11 2007
agesvisual

Dear Maulia Petriyan…
Referensi itu penting sekali dalam desain grafis, sebut saja dalam menggarap teknis…sebuah pekerjaan teknis desain memerlukan referensi paling tidak petunjuk pelaksana atau standar operasional prosedur.

Pada tataran pembuatan konsep apalagi…referensi sangat diwajibkan untuk menghindari bentuk pemahaman-pemahaman yang terlalu subyektif atau intuitif, setidaknya sebuah konsep selalu mengenal dua sisi: Frame of Reference dan Field of Reference…keduanya membuat kita memahami bahwa ada perbedaan dalam memandang sesuatu…contoh gampang: warna merah di negara kita berarti keberanian, simbol heroisme, sementara di China merah berarti kesuburan, pernikahan dan kemakmuran…

Nah…dengan memahami dan mengetahui banyak referensi, ‘bahan bakar’ kreatifitas pun tentunya menjadi bertambah bukan? Jadi referensi sama sekali tidak menghambat kreasi. Sementara untuk etika ber-referensi…selama kita menggunakan pada posisi dan cara mengadopsi yang tepat dan benar…ya ga masalah…secara teknis banyak caranya, misal dengan menambahkan catatan kaki atau daftar pustaka, saya kira sudah cukup.

6 11 2007
Annurfal Septiandi

Assalammualaikum wr wb.

Maaf kalo saya agak telat nanyanya,tapi sejujurnya mang baru kali ini saya punya pertanyaan yang ga bisa saya jawab sendiri, jadi begini…

Sekarangkan lagi marak dengan seni grafis jalanan atau yang lebih dikenal dengan istilah “urban art”, saya mau tau apakah ada standarisasi estetika yang sama antara urban art dengan karya desain yang sering kita jumpai di media cetak?

Trus, apakah seni grafis khususnya desain, yang kita pelajari di kelas itu hanya seputar media cetak? Tak adakah bahasan yang lebih luas? Lalu apakah seni desain tata ruang (interior ataupun eksterior) juga termasuk seni desain grafis? Terakhir saya mau nanya, apa ada alternatif atau metode yang bisa saya jalani mengingat saya kuliah desain grafis dengan tidak didukung fasilitas seperti komputer seperti yang selama ini seolah sudah menjadi kebutuhan pokok seorang desainer?

Sejujurnya saya masuk desain grafis hanya bermodal keterampilan gambar yang gak seberapa dan pemikiran kreatif yang agak ‘radikal sporadis’ saja. Kayaknya cukup itu aja dulu, maaf yaa kalo agak kurang nyambung pertanyaanya.

Akhirukalam,wassalammualaikum wr.wb.

10 11 2007
agesvisual

Dear Annurfal Septiandi…

Waalaikumsalam…

Mengenai urban art nanti akan dibahas dalam artikel khusus…

Pertama yang harus anda pahami adalah tentang SENI dan DESAIN, itu adalah dua hal berbeda. Barangkali tidak perlu saya perjelas panjang lebar karena bisa dicari sendiri jawabannya dan banyak sekali referensi tentang kedua terminologi tersebut.

Desain grafis sendiri merupakan dunia profesi yang sangat luas, berkembang dan tentunya memiliki pokok bahasan yang luas. Jika anda adalah mahasiswa jurusan teknik grafika, maka cakupan desain grafis yang anda pelajari memang tidak jauh dari dunia percetakan dan penerbitan karena seperti itulah porsi kurikulum yang dimiliki oleh jurusan tersebut.

Sementara itu desain interior (perancangan/tata ruang dalam) tentu berbeda dengan desain grafis. Mengenai komputer……kalo kamu mau, kamu harus mengembangkan diri dari sisi lain, misalnya dengan mengasah ketrampilan visualisasi manual seperti menggambar. Tidak punya komputer juga tidak masalah dan tak perlu kecil hati…komputer itu walau penting tapi ga wajib, kok!

13 11 2007
Maulia Petriyan

Ass..

Mengenai pembuatan logo, menurut bapak selain kriteria logo ideal (simple, informatif dan gampang diingat) perlukah kita mempertimbangkan “bias” yang terjadi di masyarakat terhadap logo buatan kita?

Sekian dulu Pak, Terima kasih…

14 11 2007
agesvisual

Dear Maulia Petriyan…

Sebenarnya saya masih kurang paham, apa yang dimaksud dengan ‘bias’ dalam pertanyaan anda diatas, jika dikaitkan dengan suatu proses perancangan apakah bias yang dimaksud menyangkut originalitas kekaryaan atau tentang prinsip-prinsip logo itu sendiri…?

16 11 2007
M Maula Nurudin A

Dalam industri kreatif itu ada tingkatan-tingkatannya…ada operator, orang media, creative director dll…sampe yang jadi rajanya. Nah, saya masih bingung, soalnya kalo 8-10 tahun baru jadi creative director, memangnya itu ada sistem tertulisnya gitu, kalo baru 5 tahun jadi ini…kalo 10 tahun jadi ini…sebenarnya peraturan tingkatan itu gimana Pak?
Mohon penjelasannya…

16 11 2007
agesvisual

Dear M Maula Nurudin A…

Saya kira tidak ada sistem baku yang berlaku dalam dunia industri kreatif, profesi dibidang ini tidak seperti pegawai negeri maupun militer yang sudah ada ketentuan pasti perihal jenjang karier.

Barangkali seseorang yang cepat meroket dalam bidang industri kreatif, karena memiliki track records yang bagus, jaringan yang kuat, dan tentunya portofolio kerja yang sudah sangat menjual.

17 11 2007
Roslina

Aslm..

pa’ saya mw tnya nih…
sy msh bngung gmna ngubah cra bpikir kita yang dulu d SMA d ajarin bpikir step 2 step, jadi bpikir radikal sporadis yang kaya ‘rambutan’ itu…mungkin d atas dah sdikit banyak dijelasin, tapi msh bgung cr2nya gmn…

terus, tentang referensi…qta cari banyak referensi itu, bs dikatakan untuk mnambah wawasan dan supaya timbul ide kan? tapi bukan nya malah bisa bikin kita jadi nge Jiplak karya org…referensi itu diapain sh sbaiknya?

sgtu dulu deh…
mksh ya pa’…

17 11 2007
agesvisual

Dear Roslina…

Sebelumnya mohon maaf kalo saya juga agak kebingungan membaca tulisan anda. Sepertinya saya sedang membaca SMS yang panjang. Tapi akan saya coba jawab.

Kreatifitas yang radikal sporadis sebenarnya hanya istilah untuk moda berpikir yang integral. Dulu kita selalu berpikir untuk benar berdasarkan ajaran seseorang tanpa pernah mengungkap kaidah ‘benar’ yang dimiliki oleh diri kita. Seorang pelajar selalu percaya saja terhadap stimulus yang datang dari luar dirinya (buku, dosen, informasi) dan tidak terlatih untuk percaya pada stimulus yang datang dari dalam dirinya.

Moda berpikir yang salah seperti itu muncul akibat pola pembelajaran Tabularasa (murid dikatakan ‘pintar’ apabila dapat menyerap ilmu sebanyak mungkin dan mampu menuangkan kembali sebanyak yang dia serap…misalnya pada waktu ujian). Dari TK hingga Perguruan Tinggi selalu terjadi seperti itu.

Hingga kesalahan tersebut memunculkan kebiasan dan cara berpikir yang linear, selalu mengandalkan aspek rasio semata tanpa pernah melibatkan aspek fisik, kreatifitas, imajinasi, gerak dan perasaan.

Nah, pada hakekatnya…proses berpikir, proses belajar, proses kreasi dan proses berimaginasi adalah nama yang berbeda untuk proses yang sama. Proses-proses itu berlangsung secara serempak (simultan)…dan inilah yang dinamakan berpikir integral. Apabila proses berpikir integral terjadi dalam lompatan waktu yang sangat cepat dan tidak terbatas…maka terjadilah proses berpikir yang radikal sporadis.

Proses berpikir semacam itu tadi sebenarnya merupakan suatu kemampuan alamiah yang dimiliki oleh setiap manusia. Namun sering dirusak oleh pendidikan yang salah. Sementara, mengenai referensi saya sudah jawab pada pertanyaan saudara Maulia Petriyan.

17 11 2007
Maulia Petriyan

Assalamualaikum pak..

Menyangkut pertanyaan saya yg sebelumnya, bias disini maksud saya adalah apakah kita harus mempertimbangkan aspek “pemahaman maksud” dari logo tersebut kpd masyarakat yg akan melihatnya. Contoh kasus logo “NIKE”, jujur saja saya sendiri belum tahu apa maksud dari logo tersebut. Jadi apakah faktor non-teknis seperti itu perlu kita pertimbangkan juga agar tidak terjadi kesalahpahaman di masayarakat terhadap logo kita. Berpengaruh besarkah hal itu terhadap logo kita? Apa cukup kita dan client saja yg paham akan filosofi logo tersebut?

Demikian dulu pak, terima kasih atas jawabannya…

17 11 2007
agesvisual

Dear Maulia Petriyan…

Waalaikumsalam…

De facto…tugas seorang desainer sebenarnya selesai manakala dia telah membuat rancang rupa atas segala yang diinginkan client dan selanjutnya bukan tugas desainer untuk dapat membuat publik menjadi paham akan pemaknaan sebuah logo. Namun secara profesional, desainer ikut bertanggung jawab atas hasil yang rancangan yang dibuatnya.

Pemahaman makna dan selera estetik yang dimiliki publik terhadap suatu karya desain, memiliki batasan ruang dan waktu dan berkembang seiring dengan evolusi dari karya desain itu sendiri. Wajar, jika dalam menilai kualitas suatu produk desain mengenal adanya ‘trend’…dan trend pasti akan selalu berubah.

Mengingat cepatnya perkembangan trend desain, maka tidak ada kewajiban bagi desainer untuk memahamkan suatu makna dari karya desainnya di kepala publik. Sebab publik punya sistem sendiri dalam menentukan penilaian dan memahami pemaknaan karya desain.

18 11 2007
Falah Haniif M

Halo Pak Ages yang cool, saya mw ask neh…
Gimana caranya kita bisa menjadi kepribadian yang kreatif hasil dari pembudayaan yang kreatif…?

Next Pak k’lo kita membuat branding kan butuh seoarang Desain Grafis…Seberapa jauh sih proses branding melibatkan grafis…?

Menurut Bapak, gimana sih sekolah Desain Grafis yang paling IDEAL…?

Thank You…

18 11 2007
agesvisual

Dear Falah Haniif M…

Mungkin yang anda maksud adalah kepribadian kreatif dari pemberdayaan kreatif.

Pemberdayaan kreatif mengembangkan potensi dengan mengintegrasikan beberapa komponen dasar yang dimiliki oleh manusia dalam berpikir dan bertindak, diantaranya Intuisi-sebagai salah satu dasar berpikir, Goodness (baiknya)-tindak manusia yang merupakan integrasi kreatif-perasaan-imaginasi, Corectness (betulnya)-tindak manusia yang merupakan integrasi rasio-imaginasi-gerak, Fitness (serasinya)-tindak manusia yang merupakan integrasi dari fisik-gerak-perasaan. Secara sinergi dan simultan semuanya akan mengembangkan kepribadan kreatif.

Untuk soal branding dan desain, saya akan bahas dalam artikel tersendiri. Sementara untuk pertanyaan sekolah desain grafis yang ideal…wah ini pertanyaan yang mendekati retoris…sebenarnya ada ga sih sekolah desain grafis yang ideal?…sekolah desain grafis yang mahal banyak…begitu kalo kita menyadap jargon sebuah iklan obat nyamuk…

21 11 2007
M Maula Nurudin A

Saya tertarik dengan jawaban bapak yang ‘portofolio kerja yang sudah sangat menjual’…nah saya ingin penjelasan tentang portofolio itu kayak apa sebenarnya?…seberapa penting?…kriteria portofolio yang sangat menjual kayak gimana?…portofolio itu berbentuk apa?…kapan kita mulai membuat portofolio?…

Kapan poltek ngadain Festival Desain…pasti asik?…ajakin temen di ITB, ISI, IKJ, Petra dll…seru pasti!…biar desain grafis poltek cepet maju dan menumbuhkan jaringan.

Makasih…

22 11 2007
agesvisual

Dear M Maula Nurudin A…

Portofolio itu semacam album dari hasil kerja desainer. Tentunya berisi semua proyek desain yang pernah dikerjakan. Isi portofolio bisa berupa proyek yang telah rampung dan digunakan, bisa berupa data base desain yang belum ‘dijual’ atau mungkin yang sedang di kerjakan.

Portofolio sangat penting bagi desainer sebab didalamnya terdapat karya-karya desain yang menunjukan track record si desainer…bahkan sebagian desainer beranggapan bahwa portofolio lebih berharga ketimbang ijazah kuliah.

Portofolio yang menjual berarti si desainer pernah memiliki karya yang bagus dan diakui oleh pihak-pihak tertentu (misalnya memiliki patent desain) atau pernah digunakan oleh beberapa client dengan kredibilitas tinggi dan bergengsi atau karya si desainer pernah menang dalam sebuah kompetisi desain.

Tapi tidak usah khawatir, sesederhana apapun, semua portofolio bisa dijual, tinggal bagaimana kita bisa mengemas dan meyakinkan calon client dengan karya-karya kita. Maka dari itu mulailah dari sekarang untuk membuat portofolio.

Portofolio bisa berbentuk macam-macam, ada yang hasil cetak, ada yang digital, ada yang berupa showrel untuk TV Commercial, video klip…dan banyak lagi.

Festival Desain…bagus juga tuh!

1 12 2007
Khoerunnisa

Met sore Pak Ages…

Dalam desain grafis, penyampaian bahasa visual menjadi faktor utama dalam pembuatan logo. Misalnya…pada kenyataanya seorang desainer grafis dalam membuat suatu karya, kadang melakukan kesalahan. Jika dalam penggabungan faktor-faktor yang menjadi bahasa visual itu, kurang komunikatif di masyarakat. Apakah desainer grafis itu sudah mengalami kegagalan dalam menyampaikan maksud dari karya nya yang telah dihasilkan? Walaupun pada dasarnya masyarakat mempunyai cara penilaian sendiri akan hasil karya tersebut.

Terima kasih atas jawaban nya … (^_^)

5 12 2007
agesvisual

Dear Khoerunnisa…

Karya desain memiliki tingkat kesinambungan yang berbeda, ada yang “continue” adapula yang “discontinue”…ada yang abadi adapula yang sementara…Kegagalan sebuah desain menjadi informasi berbanding lurus dengan perkembangan pola pikir suatu masyarakat dan hal ini terkadang tidak disikapi oleh desainer.

Begitu pula sebaliknya, bisa saja desainer malah terlalu berpikir kedepan…padahal “needs” yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sejauh itu. Desain yang terlalu konseptual saat ini cenderung belum memiliki bentuk yang nyata. Dari mulai skala ekonomi hingga ke aspek materi pendidikan.

Ambil contoh mudah…anda kuliah di pendidikan tinggi berbasis vocational dengan konsentrasi desain grafis itupun masih terpusat pada media cetak. Nah, jika anda membuat sebuah desain dengan trend kekinian, sebagus apapun itu, belumlah tentu dapat diterima oleh format kurikulum yang ada di kampus anda, apalagi kalo desain yang anda buat tidak menggunakan media cetak.

15 12 2007
Maulia Petriyan

Met malam pak..

Pertanyaan saya, bagaimana caranya kita sebagai seorang desainer berusaha agar desain yg kita buat itu berkembang, tidak terpatok pada style desain kita sendiri?

Sekian aja pak pertanyaan saya, karena hal ini sebenarnya masih sering mempengaruhi saya ketika nge-desain sesuatu

Regard.

17 12 2007
Aulia Fajri

Selamat senja Pak, maaf Pak saya saya mau klarifikasi comment kawan saya di PNJ yang telah lalu, Satria Fillah, saya bilang ke dia bahwa saya leave comment di website Bapak, eh, dia bilang saya belajar online dengan Bapak, maaf Pak karena ini menyangkut nama baik…

Dan selanjutnya Pak, saya agak bingung soal pembuatan logo yang telah kita bahas dengan tugas-tugas yang sudah dikerjakan, pertanyaannya, apakah logo sebuah corperate itu harus ada hubungannya secara langsung maupun secara tidak langsung, atau..di bolehkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan produk corperate tersebut?

Arigato gozaimasu…sensei Ages.

17 12 2007
agesvisual

Dear Aulia Fajri…

Memang betul….kuliah online itu tidak ada. Paling yang ada diskusi secara conference di Yahoo!Messenger…atau conference lewat Curah Pikiran di Meebo.

Menjawab pertanyaanmu…Logo Corporate biasanya berkaitan dengan company kalaupun harus berkaitan dengan produk tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Coca-cola misalnya, adalah contoh brand sebuah produk yang sesuai dengan Logo Corporatenya.

25 12 2007
Iman Mukhlis

Apa kabar? Gimana liburannya?

Saya cuma pengen tau, selama menjadi desainer grafis, masalah apa aja sih yang sering timbul dalam pekerjaan? (kalo bisa sebutin semua aja pa, baik yang teknis maupun non-teknis). Terus bagaimana cara menangani masalah-masalah tersebut? Semoga jawaban bisa menjadi referensi buat saya dan teman-teman yang lain jika menghadapi masalah yang sama..

Makasih pa…

2 01 2008
Tami

Ass…Selamat tahun baru ya…
Semoga tambah sukses…

Langsung aja ya Tami mau tanya nich…
Apa bedanya graphic design dgn web design?
terus web designer itu juga bekerja dalam suatu agensi
or hanya para desainer yang OL aja?

Makasih ya sebelumnya…

2 01 2008
agesvisual

Dear Tami…

Pada kenyataannya banyak desainer grafis juga yang melakukan pekerjaan web desainer. Suatu waktu istilah web desainer juga memperjelas deskripsi tentang seorang web developer, walau sebenarnya pekerjaan web desainer lebih fokus pada pengolahan bagian antar muka (user interface).

Mereka memegang tanggung jawab untuk layout, color palette, tampilan web kadang hingga pada penggunaan website itu sendiri. Seorang desainer grafis yang bertugas menjadi web desainer atau bahkan menjadi web developer harus memiliki skill khusus dalam memahami bahasa pemograman seperti Hyper Text Markup Language (HTML), termasuk didalamnya harus memahami fitur-fitur pengolahan antar muka seperti roll over atau dynamic menus dan lain-lain.

Dalam sebuah full service agency biasanya tersedia pula jasa web desainer namun terkadang web desainer bekerja juga pada sebuah web developing yang berdiri sendiri menjadi sebuah company tunggal lepas dari advertising agency. Bahkan ada juga web desainer bekerja disebuah perusahaan IT.

19 01 2008
Fika Tri Mujiani

Asslkm, OSH!
Singkat aja…Siapa sih Pak, desainer grafis yang udah mumpuni di Indonesia dan gimana karya-karyanya menurut pandangan Bapak? Apa ada desainer grafis dari Indonesia yang udah melegenda di tingkat dunia?

10 02 2008
Habibah Amalia

Assalamu’alaikum………..

Wah…ternyata sejarah animasi di dunia memang sangat panjang, bahkan animasi itu sendiri sudah ada pada zaman Mesir Kuno atau bahkan mungkin sebelumnya pun sudah ada. Banyak terdapat kekurangan pada animasi zaman itu, tapi manusia yang selalu berfikir sporadis membuatnya lebih baik, lebih baik, dan lebih baik lagi. Sampai sekarang pun pembaharuan-pembaharuan dalam animasi masih dilakukan. Dan bagaimanakah perkembangan animasi di masa depan?

Itulah tugas kita sebagai animator-animator muda….

SEMANGATH……………

10 02 2008
Habibah Amalia

Assalamu’alaikum…….

Subhanallah………..

Banyak yang bisa kita peroleh dari catatan hidup tokoh Suyadi, dan ada kalimat dari beliau yang bisa kita kutip yaitu, “Untuk menjadi animator yang baik, harus lebih dulu menjadi ilustrator yang baik. Perbedaannya hanya kalau ilustrator hanya membuat sebuah gambar yang statis namun dapat menggambarkan seluruh cerita, animator harus membuat banyak gambar mencakup semua gerak secara terperinci” dan tak kalah pentingnya untuk di kutip bahwa, “Ia bukan orang yang mempersetan kepentingan publik dengan dalih mempertahankan nilai seni”.

Yaph…..karena seperti yang kita tahu bahwa sekarang pun banyak para seniman yang tetap berkarya dengan me-masa bodo-kan kepentingan-kepentingan publik dengan dalih, ya itu tadi….”mempertahankan nilai seni”….Semoga itupun dapat memotivasi diri kita untuk lebih maju di kedepannya….
Amiiiin………………. ^.^
(Teriring harapan besar dari ku…..he…:p)

13 02 2008
Marisi Octaviana

Hallo Pak Ages

Saya mau bertanya nih…Sebenarnya apa yang harus terlebih dahulu dikuasai oleh seorang graphic desainer? Dan saya bingung juga bagaimana mencari ide-ide kreatif?

Makasi ya Pak…

13 02 2008
Ibnu Hamzah

Just sekedar numpang lewat.
Seorang dosen atau guru itu ibarat sumber dari mata air. Nah sebagai mata air yang berkualitas A, ada lebih baik bila blog ini juga menyediakan ebook gratis segala sesuatu tentang design grafis…yang lebih ke praktek tentunya…yah, biar mahasiswanya lebih maju, tinggal download, dan lebih irit. Ok..

Salam Van de Jakkers jr

13 02 2008
agesvisual

Dear Ibnu Hamzah…

Wah makasih buat masukannya…saya lagi mengusahakan soal ebook, itu sudah masuk rencana. Cuman tunggu waktu, sehubungan blog saya juga masih seumur jagung…hehehhee…

Btw…bisa share bikin ebook yang efektif ga ya Mas Ibnu?…

Trus soal praktek, biar jadi bagian kawan di link blog saya aja…disitu kan ada http://tutorialfreezone.blogspot.com/ …yah biar bisa berbagi juga maksudnya…

Makasih banget sudah mampir…

14 02 2008
Chacha

Seneng ketemu blog ini.
Maju trusssss…!

14 02 2008
Chacha

Mas, lagi dong yang tentang tipografi…baik dalam dan luar negeri.
Makaciih..

1 04 2008
agesvisual

Dear Chacha…
Makasih ya…soal typography saya akan coba update lagi artikelnya…

13 09 2008
Mirza Nurhakim

Saat ini banyak beredar majalah desain grafis yang mungkin bisa menambah imajinasi dan ide kreatif kita. Tetapi teman-teman saya banyak yang mengeluh karena selain harganya yang relatif mahal, bisa merasa “kecanduan” dan bergantung dengan ide-ide baru maupun artikel-artikel yang ada didalamnya .Ide-ide dan desain yang kita buat cenderung bisa bersifat monoton. Yang ingin saya tanyakan, apakah kita perlu sering mengkonsumsi majalah-majalah tersebut ? Terima kasih.

15 09 2008
Atma

Kepada agesvisual

Sudikah kiranya jika saya memasukkan beberapa artikel dari agesvisual ke dalam blog saya dengan tetap memasukkan link sumber dari agesvisual. Tentunya untuk kemajuan dunia desain grafis khususnya di daerah saya di Kalimantan Barat. Ditunggu jawabannya.

Terima kasih.

18 09 2008
Atmabudi

Terima kasih banyak atas antusiasmenya.
Semoga kerjasama ini dapat terjalin dengan baik dan berkelanjutan.

AbsoluteVisual

19 09 2008
agesvisual

Dear Atmabudi…

Terima Kasih Kembali.

28 09 2008
Erwin

Alhamdulillah……
Segala Puji Hanya Bagi Allah.

Usia saya memang telah melewati batas produktif. Saya banyak belajar dari apa yang saya lihat, yang saya dengar dan yang saya lalui (dominan) secara otodidak, sehingga (pernah) membawa saya hingga pada level pimpinan pada bidang yang berbeda di perusahaan taraf nasional.

Saat ini saya tertarik dengan desain grafis, walaupun saya nol untuk bidang ini. Banyak buku dan situs yg telah saya pelajari, namun penjelasan secara terurut dari agesvisual membuat saya semakin “mengerti apa arti desain grafis”.

Siapa anda sebenarnya ?

Kepandaian belum tentu suatu kebijaksanaan, namun kebijaksanaan adalah sebuah kepandaian.

Terima kasih agesvisual, semoga ilmu yang saya pelajari membawa manfaat bagi umat.
Amien.

3 10 2008
agesvisual

Dear Pak Erwin…

Maaf baru saya balas comment nya, maklumlah semuanya serba tumpang tindih, serba gratisan, serba terbatas. Namun, terlambat itu, setidaknya bagi saya adalah, tetap mengisi saat ini dengan sesuatu yang seharusnya dipenuhi di waktu dahulu.

Jujur Pak Erwin, reaksi saya agak berbeda ketika membaca comment anda di blog saya. Disaat usia telah lewat batas produktif namun dengan level pengalaman yang tidak rendah ternyata Pak Erwin berani menempuh pilihan yang langka…tertarik dengan Desain Grafis!

Saya punya sekelumit cerita tentang seorang kawan yang sebagian kata-katanya saya cungkil tanpa ijin dari blog miliknya. Kawan saya ini adalah desainer grafis kawakan tapi hampir frustasi menghadapi klien-klienya. Sebab setelah bertahun-tahun bergelut dalam dunia desain grafis dia hanya memiliki 2 type klien…satu: type klien yang “nerimo”, desain kayak apapun diterimanya dengan senang hati…dan dua: type klien yang “ngeyel”, desain sebagus apapun baginya tetap jelek.

Intinya, bukan soal kedua type klien itu yang dipermasalahkan akan tetapi kawan saya merasa telah salah langkah dalam mewujudkan sisi ideal seorang desainer…yaitu kepuasan klien atas karya-karyanya. Silahkan simak apa kata kawan saya, saat dia sadar telah gagal membangun idealisme nya:

“Saya mengakui dengan sepenuh hati, bahwa meski sudah menggeluti dunia desain bertahun-tahun, saya masih seorang amatir. Tidak punya konsep brilian. Tidak didukung oleh kemampuan desain yang luar biasa. Belum ditambah dengan selera warna yang terlalu plain untuk banyak orang. Apa mau dikata, saya mulai masuk dunia desain grafis agak terlalu cepat. Saat-saat menjadi desainer dengan pilihan warna catchy dan semarak itu sudah lama hilang ditelan masa-masa kejayaan SMA. Yang terjadi adalah, saya telah memasuki zona dimana gaya desain saya sudah memasuki masa ‘paruh baya’. Motto saya sekarang adalah ‘keep it neat, simple and functional’. The kind of style most clients doesn’t want. They want standard design. They want colours everywhere, which I cant provide.”

Semuanya kembali kepada pilihan dan seharusnya semua pilihan itu menyenangkan. Semoga bisa menjadi bahan bakar semangat buat Pak Erwin…Wassalam.

7 10 2008
Elisa Putri

Assalamualaikum…

Karena masih suasana lebaran…saya mau ngucapin minal aidin wal faidzin. Saya punya pertanyaan, bakat itu penting ga sih untuk seorang desainer grafis? Mana yang lebih penting antara Bakat, Hobi dan Kemauan…? Saya juga mau tanya tentang morphing visual, kenapa harus ada tahap-tahap yang begitu banyak…? Padahal saya tuh kalo gambar to the point, jadi saya agak kesulitan menggambar morphing di tahap-tahapnya.

Makasih…

11 10 2008
Agung J. Prasetyo

Assamu’alaikum wr.wb…
Saya ingin tanya ” apakah ada tips atau trik khusus dalam mendesain sesuatu agar lebih menarik?”

15 10 2008
Antown

Blog ini sudah saya masukkan dalam bookmark komputer saya. Semoga selalu apdet dan memberikan informasi terbaik buat pecinta desain grafis dan ilustrasi.

Salam Kreatif!!!

30 10 2008
Fika Trimujiani

Dear my lecturer…
Wow long time not see your blog,,
I am so amazing. The issues are great..Really Sir!!!

Please tell me if there are some news about graphic design or event about it. I really need it Sir!!

For you,keep zest and don’t bored to teach in TGP…hehehe….

Always luv u althouh you were not teach my class again…
OSH!!!

1 11 2008
agesvisual

Dear Fika Trimujiani…

Heehii..heiii…Karate Girl rockin’…

9 11 2008
Ajepe

Mungkin graphic design kehidupan baru dalam hidup saya…
Awalnya saya benar-benar buta banget sama dunia ini…
Tapi setelah saya membaca beberapa artikel dari situs ini…
Mulai mengetahui sedikit demi sedikit tentang desain grafis…
Situs ini memberi banyak manfaat bagi saya…

Semoga tetep sukses
Kalau bisa sih harus tetep di update ya!

10 11 2008
agesvisual

Dear Ajepe…

Terima Kasih banyak ya…
Kalo punya pandanga kami tunggu kontribusinya…

18 11 2008
Burhanudin Doy Perkasa

Mungkin bisa di tolong dengan artikel design komunikasi audio visual? Pembahasan multimedia mungkin? atau Entertainment? Tidak menyimpang dari dunia design grafis kan? Terima kasih agesvisual…

19 11 2008
agesvisual

Dear Burhanudin Doy Perkasa…

Multimedia dan Entertainment sebenarnya akan menjadi program jangka panjang dari blog ini. Barangkali saat ini anda masih harus bersabar menunggu hal tersebut.

16 01 2009
Burhan

Saya tunggu artikel menariknya mengenai multimedia dan entertainment…

28 01 2009
agesvisual

Dear Burhan…

Akan kami siapkan…namun tidak dalam jangka waktu dekat :)

25 01 2009
Atmabudi

Halo agesvisual..
Makin hari semakin menarik aja ni bahasan di agesvisual :)
Saya banyak sekali belajar dari Blog ini, sungguh besar sekali manfaatnya.

Moga-moga maju terus n sukses selalu buat agesvisual…
Harapan saya Webblog ini terus di update untuk kemajuan dunia desain di negeri kita.

Vivat Artes Liberales!

28 01 2009
agesvisual

Dear Mas Atma…

Terima Kaih atas supportnya…maaf jika terlambat update…
Beberapa bulan ini banyak sekali kesibukan yang menyita waktu…s
Semoga kedepan akan lebih baik :)

9 02 2009
Ninadaniati

Salam Kenal…
Saya ingin membagi ilmu tentang seni dan desain melalui http://hidupadalahseni.com/. Semoga dengan membagi saya juga akan mendapat banyak ilmu…

9 02 2009
agesvisual

Dear Nina…

Silahkan, terbuka sekali disini…

31 03 2009
Leah

Kalo saya pengen dilukis sama pak dosen, boleh ?

*wink…wink…

14 05 2009
agesvisual

Dear Leah…

Dilukis?…apaan?

24 04 2009
Atmabudi

Dear Mas Ages…
Sekedar ingin minta penilaian soal logo baru kami, maklum kami masih sangat pemula :)

Oh iya, kapan nih AgesVisual Update blognya? selalu saya akses demi menanti artikel-artikel menariknya…

Vivat Artes Liberales!

14 05 2009
agesvisual

Dear Bung Atma…

Beberapa bulan terakhir ini, saya agak terbebani dengan kesibukan kantor yang luar biasa…semoga bulan ini saya bisa update blog saya. Soal penilaian, via email aja kali ya…biar lebih private…hehehhe

6 04 2010
Dikdik Munjat

Setelah membaca blog ini benar adanya semua informasi yang saya baca bukan hanya mudah menjadi desaign grafis karena fasilitas software dan pendukung visual contoh grafik yang memanjakan malah saya mengganggap bahwa desain grafis bukanlah seni tetapi lebih dianggap tukang gambar atau lebih dikenal dengan sebutan tukang setting seperti dikutip”good designer bad designer” sebaliknya “bad designer good designer” semoga ini menjadi tantangan bagi para designer yang masih mengukuhkan diri sebagai creativator yang tak bergantung kepada teknologi dan terus berkarya..mudah-mudahan sedikit celoteh saya yang mungkin statement kurang bagus berguna bagi semua

22 04 2010
agesvisual

Dear Dikdik…

Thanks Mas atas sharingnya…:)

Leave a reply to Maulia Petriyan Cancel reply